Sampah adalah masalah yang perlu kita tangani bersama-sama. Diantara berbagai jenis sampah, plastik merupakan penyumbang besar terhadap kerusakan bumi. Plastik bukan berasal dari senyawa biologis, sehingga memiliki sifat sulit terdegradasi. Untuk mengurai sampah plastik diperlukan waktu yang sangat lama, yaitu antara 100 sampai 500 tahun.
Efek dari semakin menggunungnya sampah plastik adalah pencemaran tanah dan air tanah. Efek domino dari pencemaran ini adalah racun yang terkandung dalam plastik dapat membunuh hewan-hewan pengurai tanah seperti cacing. Saat hewan pengurai semakin langka maka akan terjadi gangguan pada rantai makanan dan menurunnya tingkat kesuburan tanah. Sampah juga menjadi penyebab terjadinya luapan air sungai yang mengakibatkan banjir. Karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengurangi sampah berbahan plastik.
Salah satu usaha UPT SDN Kebonsari kota Pasuruan untuk mengurangi volume sampah rumah tangga adalah memanfaatkan bekas bungkus minyak goreng untuk polybag/pot tanaman yang telah dikumpulkan oleh siswa-siswa dari sampah rumah tangga masing-masing. Plastik bungkus minyak goreng cukup tebal, sehingga sudah pasti, proses degradasi/penguraian akan memakan waktu lebih panjang daripada bungkus plastik lainnya.
Polybag dari bungkus minyak goreng ini cocok untuk menanam lidah buaya, salah satu ikon UPT SDN Kebonsari, tomat, cabe dll. Jenis tanaman ini menyukai panas matahari langsung, jadi sebaiknya tempatkan di tempat yang terbuka.
Caranya pemanfaatan bungkus minyak goreng untuk polybag tanaman adalah sebagai berikut:
- Cuci bersih bungkus minyak goreng
- Beri lubang di dasar dan samping bungkus untuk aliran air
- Masukkan media tanam (sekam atau tanah yang telah dicampur pupuk)
- Tanam bibit
- Siram rutin